Senin, 01 Januari 2018

Pengaruh Suhu Terhadap Tingkah Laku Ikan

Pengaruh Suhu Terhadap Tingkah Laku Ikan

Suhu adalah  salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut. Oleh karena itu tidak heran jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis ikan yang terdapat di berbagai tempat di dunia yang mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu. Ada yang mempunyai toleransi yang besar terhadap perubahan suhu, disebut bersifat euryterm. Sebaliknya ada pula yang toleransinya kecil, disebut bersifat stenoterm. Sebagai contoh ikan di daerah sub-tropis dan kutub mampu mentolerir suhu yang rendah, sedangkan ikan di daerah tropis menyukai suhu yang hangat. Suhu optimum dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya. Ikan yang berada pada suhu yang cocok, memiliki selera makan yang lebih baik.

Suhu mempengaruhi tingkat perkembangan dan pertumbuhan karena mempengaruhi berbagai proses yang berhubungan  dengan metabolisme yang mencakup pernapasan, pemberian makan, dan pencernaan. Perubahan dalam batas yang normal dari proses tersebut dapat juga mengubah kondisi yang optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan.

Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses di dalam perairan. Suhu juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, mulai dari telur, benih sampai ukuran dewasa. Suhu air akan sangat  berpengaruh  terhadap  proses penetasan  telur dan perkembangan telur. 

Rentang toleransi serta suhu optimum tempat pemeliharaan  ikan berbeda untuk setiap  jenis atau spesies ikan. Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan sekelilingnya. Ikan akan selalu mencari tempat yang sesuai dengan sifat hidupnya.

Perubahan suhu dari keadaan normal menjadi lebih panas atau lebih dingin di suatu perairan dapat dipengaruhi oleh keadaan alam seperti pemanasaan oleh matahari, perubahan musim, gejala pergeseran dasar perairan, letusan gunung merapi bawah laut dan sebagainya. Setiap jenis ikan biasanya mempunyai kisaran suhu di perairan yang cocok. Dalam keadaan suhu normal metabolisme maupun tingkah laku ikan akan berjalan dengan normal juga. Namun bila terjadi perubahan suhu, respon yang diberikan oleh ikan akan menunjukan penyesuaian metabolisme tubuhnya terhadap lingkungan untuk mempertahankan kehidupannya. Respon yang diperlihatkan oleh ikan bjiasanya berupa perubahan tingkah laku maupun pergerakan ikan.

 Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang. Misalnya stres yang ditandai tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal, sedangkan suhu rendah mengakibatkan ikan menjadi rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. Suhu air yang relatif tinggi dapat ditandai antara lain dengan munculnya ikanikan dan hewan air lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen. Suhu yang sangat tinggi akan  mempercepat  laju penetasan telur sehingga telur tidak dapat melewati fase-fase penetasan telur dengan sempurna.

Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tingi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres. Pernafasan pada ikan berupa penurunan laju respirasi dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen. Semakin rendah suhu maka semakin cepat gerakan  renang ikan dan semakin cepat pula gerakan operkulum sebagai respon suhu rendah, dimana korelasi ini tidak di temui pada perlakuan pada suhu panas.

Menurut Trubus ikan mampu hidup baik pada kisaran suhu 23-300C. Perubahan suhu di bawah 230C atau di atas 300C menyebabkan ikan mengalami stres yang biasanya diikuti oleh menurunnya daya cerna. Oksigen terlarut pada air yang ideal adalah 5-7 ppm. Jika kurang dari itu maka resiko kematian dari ikan akan semakin tinggi. Stres pada ikan dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan daya tahan tubuh serta meningkatnya angka kematian pada ikan.
Bertambahnya suhu air pada kisaran suhu optimal akan meningkatkan kecepatan metabolisme. Sebagai akibat bertambahnya kecepatan metabolisme berarti lebih cepat lagi makanan menuju ke sistem pencernaan dikarenakan nafsu makan dan penyerapan makanan yang bertambah. Perlu diperhatikan bahwa tiap jenis ikan memiliki kisaran toleransi, kisaran optimum dan titik optimum untuk parameter suhu.

 Penurunan suhu maupun peningkatan suhu dari titik suhu optimum akan menurunkan tingkat konsumsi pakan dan akhirnya menurunkan laju pertumbuhan. Suhu mempengaruhi tingkat perkembangan dan pertumbuhan karena mempengaruhi berbagai proses yang berhubungan  dengan metabolisme yang mencakup pernapasan, pemberian makan, dan pencernaan. Perubahan dalam batas yang normal dari proses tersebut dapat juga mengubah kondisi yang optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan.

Suhu air yang terlalu rendah dapat mengakibatkan proses metabolisme menjadi lambat hal ini dapat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan larva ikan akan menjadi lambat tumbuh. Suhu rendah akan mempengaruhi metabolisme dan pencernaan makanan. Namun, suhu yang terlalu tinggi dapat mengurangi nafsu makan pada ikan. Semakin normal suhu air maka semakin bagus pula sistem metabolismenya.

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respon kekebalan tubuh pada ikan antara lain: suhu, kondisi stress, keseimbangan nutrisi, pollutan, mikro-nutrien, dan unsur-unsur immunomodulator. Suhu air yang ekstrim akan mempengaruhi metabolisme tubuh ikan sehingga akan mempegaruhi juga kerja fungsi-fungsi organ. Suhu sekitar perairan yang terlalu panas atau terlalu dingin akan menurunkan kandungan oksigen terlarut di air sehingga membuat ikan menjadi tidak aktif.

Menurut Sriharti, rentang fluktuasi suhu yang tinggi dapat menurunkan aktivitas makan larva ikan. Ketika suhu yang diperlukan larva tidak sesusai dengan keperluan untuk tumbuh dan berkembang, maka hal tersebut dapat berpengaruh terhadap fisiologi larva terutama dalam metabolisme, sehingga larva tidak tumbuh dan lama kelamaan menyebabkan daya tahan hidupnya hilang.

Suhu yang dapat mematikan untuk semua spesies ikan adalah berkisar antara 10-11 C, jika kondisi tersebut berlajut terus menerus selama beberapa hari.Suhu berpengaruh terhadap makan ikan. Ikan yang berada pada suhu yang baik akan memiliki selara makan yang baik tetapi nafsu makan ikan akan terganggu ketika suhu air berada pada suhu 16-17 C. Suhu laut  berpengaruh secara langsung pada laju proses fotosintesis dan proses fisiologi hewan (derajat metabolisme dan siklus reproduksi) yang selanjutnya berpengaruh terhadap cara makan dan pertumbuhannya.

Reproduksi pada ikan seperti halnya pada mahluk hidup lainnya, yaitu suatu proses alamiah dalam  rangka pengelakan spesies. Tingkat suhu yang tidak normal akan berpengaruh pada reproduksi ikan karena gangguan sters. Kemampuan reproduksi akan mengalami penurunan dibawah sushu 21 C. Sebaliknya jika suhu normal maka reproduksi ikan akan lancar. Perubahan lingkungan akan memberikan efek yang berbeda pada spesies ikan yang berbeda. Beberapa jenis ikan bahkan melakukan perjalanan ruaya yang jauh untuk memijah. Pemijahan yang tepat tempat dan tepat waktu untuk  kepastian keberhasilan reproduksi terkait erat dengan peran sistem endoktrin.

Strategi reproduksi ikan laut tropis berupa adaptasi ikan terhadap lingkungannya untuk dapat melangsungkan proses reproduksi. Adaptasi tersebut merupakan kemampuan telur ikan untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang ekstrim, ataupun perubahan  bentuk tubuh ikan sebagai cara beradaptasi dengan lingkungannya.

Migrasi ikan adalah pergerakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan untuk eksistensi hidup dan keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan  tujuan untuk pemijahan,  mencari makanan dan mencari daerah yang cocok untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa faktor migrasi ikan diantaranya, yaitu: bau perairan, suhu, salinitas, arus pasang surut dan ketersediaan makanan.
Kenaikan suhu air laut akan menimbulkan kehidupan  ikan dan  hewan air lainnya terganggu, suhu permukaan laut nusantara berkisar antara 27-32°C. Kisaran suhu ini adalah  normal untuk kehidupan biota laut di perairan Indonesia. Pada temperatur air yang rendah suhu tubuh ikan menurun, menekan respon kekebalan ikan, mengurangi nafsu makan, aktivitas dan pertumbuhan menurun. Apabila  temperatur air dinaikkan dari 0° ke 26° C, akan terjadi laju metabolisme meningkat, sehingga konsumsi O2 juga meningkat.
Musim kemarau yang panas menyebabkan lapisan atas air danau menjadi hangat. Lapisan bagian bawah dingin dan  miskin oksigen. Karena ikan membutuhkan oksigen terlarut yang tinggi di air, maka ikan akan berada di tengah atau sebagian di permukaan air danau. Sebaliknya saat musim hujan, air di permukaan cenderung dingin sehingga lebih banyak oksigen terlarut di air dibanding di dasar danau yang hangat. Ikan cenderung banyak berada di permukaan dibanding di dasar danau. Pada ikan tawar dapat berkembang dengan baik pada suhu air yang hangat dan tidak produktif di suhu yang dingin.

DAFTAR PUSTAKA
Tunas,2005,  Patologi Ikan Toloestei, Yogjakarta, Universitas Gadjah Mada.
Koesbiono, 1980, Biologi laut, Fakultas Perikanan Institut Pertanian, Bogor.
Kimball J.W. 1994,  Biologi, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Effendie MI. 2002, Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.
Amri, Khairuman, 2003, Budidaya Ikan Nila Secara Intensif, Agromedia Pustaka, Depok




Tidak ada komentar:

Posting Komentar